Sahabatku, seringkali hati ini terasa hilang entah
pergi kemana. Tatkala kita sudah pada puncak kenikmatan, puncak
kejayaan, namun tiba-tiba kita berdiri dengan angkuh dan mengatakan “Gua
kayak karena hasil jerih payah Gua”, “Gua tenar karena kegantengan Gua”
atau yang lain-lain, tapi di saat itu dia lupa, bahwa yang memberikan
dia banyak sekali kekuatan, kekayaan, martabat yang tinggi di dunia
hanyalah Allah Zat Yang Maha Kaya, Maha Agung, Maha Kuat.
Sahabatku, bukan hanya engkau yang pernah melupakan Allah, saya pun pernah melakukan itu, bahkan seringkali seperti itu, tapi yang perlu terus kita ingat, bahwa Allah Sang Maha Penyayang akan selalu mengingat kita. Dia senantiasa menunggu, senantiasa mengharapkan engkau untuk mau mengingat-Nya, mendekati-Nya, dan meminta kepada-Nya akan apa pun yang kita ingin.
Tahukah engkau, Sahabat, bahwa ketika kita melupakan Allah, pada hakikatnya kita melupakan diri kita sendiri. Kita lupa kemana kita menuju. Kita lupa apa sebenarnya yang menjadi tujuan, yang menjadi tugas serta tanggung jawab kita selama nyawa masih bersemayam di dalam badan, yang akhirnya hanya kehancuran yang kita dapatkan. Hati kita hancur lebur, entah arah mana yang dituju, semakin menghitam, menyulitkan kita kembali lagi pada kefitrahan hati.
Mumpung belum terlambat, mari kita kembali merenungi, bahwa tujuan Allah menjadikan manusia di muka bumi adalah menjadi seorang pemimpin yang mampu memakmurkan dunia bukan merusak. Kita juga harus merenungi bahwa tugas yang harus kita emban adalah mentauhidkan Allah, meminta pertolongan hanya kepada Allah, beribadah hanya ditujukan kepada-Nya.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada Agama yang lurus, Al-Islam.
Sahabatku, bukan hanya engkau yang pernah melupakan Allah, saya pun pernah melakukan itu, bahkan seringkali seperti itu, tapi yang perlu terus kita ingat, bahwa Allah Sang Maha Penyayang akan selalu mengingat kita. Dia senantiasa menunggu, senantiasa mengharapkan engkau untuk mau mengingat-Nya, mendekati-Nya, dan meminta kepada-Nya akan apa pun yang kita ingin.
Tahukah engkau, Sahabat, bahwa ketika kita melupakan Allah, pada hakikatnya kita melupakan diri kita sendiri. Kita lupa kemana kita menuju. Kita lupa apa sebenarnya yang menjadi tujuan, yang menjadi tugas serta tanggung jawab kita selama nyawa masih bersemayam di dalam badan, yang akhirnya hanya kehancuran yang kita dapatkan. Hati kita hancur lebur, entah arah mana yang dituju, semakin menghitam, menyulitkan kita kembali lagi pada kefitrahan hati.
Mumpung belum terlambat, mari kita kembali merenungi, bahwa tujuan Allah menjadikan manusia di muka bumi adalah menjadi seorang pemimpin yang mampu memakmurkan dunia bukan merusak. Kita juga harus merenungi bahwa tugas yang harus kita emban adalah mentauhidkan Allah, meminta pertolongan hanya kepada Allah, beribadah hanya ditujukan kepada-Nya.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada Agama yang lurus, Al-Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar