Minggu, 14 Oktober 2012

Syetan adalah musuhmu, Maka jadikanlah dia musuhmu.

Bismillahirrahmaanirrahiim

Sahabatku sekalian, Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam banyak ayat-Nya di dalam Al-Qur’an, telah menjelaskan secara jelas, gamblang dan terinci setiap persoalan yang sering menjadi pertanyaan manusia di dunia, pedoman hidup yang akan terus terjaga hingga hari kiamat.

Di dalamnya telah dijelaskan bagaimana hakikat dunia dan isinya. Sebagaimana dilansir dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 20 : 

Artinya : “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan ....”

Pasti, diantara para pembaca sekalian telah mengetahui bahkan hapal diluar kepala ayat yang masyhur ini. Ya, dunia = permainan. Lalu mengapa kita malah terjerumus kedalam permainan tersebut?
Orang kebanyakan berlomba mencari kekayaan dan memperbanyak keturunan. Allah ibaratkan kehidupan didunia itu seperi sebuah kebun yang pada awalnya kebun yang lebat, kemudian Allah jadikan kebun itu kering daun daunnya dan pada akhirnya menjadi berguguran.

Dan seharusnya kita memahami bahwa, sebagai sebuah permainan, pasti di dalamnya harus berisi pemain dan lawan main. Di dalamnya juga ada skenario untuk saling menjatuhkan dan menjaga diri. Dan kita adalah sang pemain yang akan mengarungi kehidupan dunia tersebut. Lalu siapa yang jadi lawan mainnya? Apa senjata yang dia miliki? Kehebatan apa yang dia miliki? Yuk kita simak sedikit pembahasan berikut! Jangan lewatkan sedikit pun ya! Kan Cuma sedikit. Hehehe... (kelihatan tuh dari tadi bingung ngelihat gaya bahasa awalnya tegang banget).

Baik, yang harus kita bahas dulu adalah siapa lawan main kita? Bukan main monopoli loh? Ini permainan yang apabila kita salah pilih jalan dan metode, bakalan kejebak deh sama jaring-jaring lawan dan bakalan susah deh ngelepas jaringnya kalo kita gak punya jurus jitu. Kok kayaknya lawannya hebat bener ya? Siapa sih dia? Hayo tebak? Eng, ing eng, Dia adalah Iblis laknatullah beserta bala tentaranya. Ya, ini dijelaskan dalam Al- Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 208. Di sana kita diperintahkan untuk jangan ikut-ikut sama langkah syetan, ngikutin langkahnya aja nggak boleh apa lagi ngikutin gayanya, sangat dilarang. Loh, emang gaya syetan kayak gimana sih? Kan syetan gak kelihatan? Hehe, sabar ya. Entar dijelasin deh pokoknya, yang penting tetep disini ya, baca terus.

Nah, penjelasan berikut kita akan ngebahas kemampuan apa saja yang dimiliki oleh Syetan laknatullah itu untuk menjatuhkan kita, untuk menjerumuskan kita kepada jalan yang menyimpang.

Yang pertama, skill. Iblis dan bala tentaranya dibekali oleh skill yang mumpuni. Skill dimaksud bisa kita ketahui dari penjelasan Allah berikut :
“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertiptu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu dan bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-a’raf : 27)

Tuh kan, kemampuannya luar biasa lawan kita ini. Sampai-sampai bapak moyang kita aja ditelanjangi oleh kelakuannya. Hmm, bagaimana dengan kita ya?
Pada ayat-ayat ini, Allah swt. menyerukan kepada anak cucu Adam sekali lagi untuk memperingati mereka jangan sampai lalai dan lengah melupakan dan menyia-nyiakan dirinya, tidak mensucikan dan membentenginya dengan takwa tetapi hendaklah mereka selalu berpikir mengingat Allah karena kalau tidak hatinya akan berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Dengan demikian mereka akan mempunyai kekuatan yang membaja untuk menghadapi bujukan dan rayuan setan dan selamatlah mereka dari tipu dayanya dan tidak akan mengalami nasib buruk sebagaimana yang telah dialami ibu bapak manusia yaitu Adam a.s. dengan istrinya Siti Hawa, sehingga keduanya dikeluarkan dari surga, pakaiannya tanggal sehingga auratnya kelihatan. Setan dan pengikutnya turun-temurun memusuhi terus-menerus anak cucu Adam. Dia senantiasa mengintip dan memperhatikan di mana adanya kelemahan-kelemahan mereka di sanalah dia memasukkan jarumnya sebagai godaan dan tipuan. Dialah musuh yang sangat berbahaya karena dia melihat mereka, sedang mereka tidak melihatnya. Dia lebih berbahaya dari musuh biasa yang dapat dilihat karena musuh-musuh lahiriah itu dapat diketahui di mana adanya dan ke mana arah tujuannya malah lebih berbahaya lagi dari musuh dalam selimut. Dia mengalir pada tubuh manusia seperti mengalirnya darah sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.

Yang kedua, setan ini selalu menghembuskan semua hal yang menjerumuskan manusia dan melalaikan dari mengingat Allah. Yang ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 17. Silahkan baca sendiri ya, biar tahu letaknya tuh surat. Di dalam ayat tersebut Allah menghabarkan berita perihal keseriusan Iblis laknatullah dalam mengahancurkan umat Islam.

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 17 di atas adalah:
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka”: Iblis akan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat (Min baini Aidihim),
“dan dari belakang mereka”: membuat mereka cinta kepada dunia (Wa Min Kholfihim),
“dari kanan”: urusan-urusan agama akan dibuat tidak jelas (Wa ‘An Aimaanihim)
“dan dari kiri mereka”: dan manusia akan dibuat tertarik dan senang terhadap kemaksiatan (Wa ‘An Syama’ilihim).

Lalu timbul pertanyaan di benak kita, mengapa iblis tidak mendatangi kita dari atas dan dari bawah kita? Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah tafsir Al Qur’an berikut ini:
Al-Fakhrur-Razy dalam tafsirnya berkata: “Diriwayatkan bahwa ketika Iblis mengatakan ucapannya tersebut, maka hati para malaikat menjadi kasihan terhadap manusia mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, bagaimana mungkin manusia bisa melepaskan diri dari gangguan syaitan?” Maka Allah berfirman kepada mereka bahwa bagi manusia masih tersisa dua jalan: atas dan bawah, jika manusia mengangkat kedua tangannnya dalam do’a dengan penuh kerendah-hatian atau bersujud dengan dahinya di atas tanah dengan penuh kekhusyu’an, Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka” (At-Tafsir Al-Kabir V/215)

Dalam tafsir yang lain juga dikatakan bahwa Iblis tidak mendatangi kita dari atas, karena rahmat turun kepada manusia dari atas (Tafsir Ibnu katsir III/394-395).

Serius banget bacanya, tapi saya heran, mengapa Iblis begitu banget ya???

Baik, masuk ke tahap ketiga, mengapa Iblis sangat antusias mengahncurkan umat manusia? Yaitu karena dendam banget sama manusia. Ingetkan kabar ketika Allah memerintahkan malaikat dan iblis untuk sujud menghormati Adam terus malaikat bersujud sedangkan Iblis gak mau sujud? Malah dengan congkaknya mengatakan bahwa ciptaan Allah yang namanya manusia yang diciptakan dengan tanah itu  lebih rendah dari dirinya yang diciptakan dari api? Nah, sejak saat itulah Iblis adalah musuh utama manusia. Sebagaimana dilansir dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 39.

“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”

Tuh kan, Iblis memang kurang ajar deh, manusia kan gak pernah ngeganggu dia, eh, malah kita terus yang diusilin. Setiap perbuatan yang menurut Al-Qur’an salah, dijadiin indah sama Iblis. Contohnya kayak tontonan-tontonan yang memperlihatkan aurat, terus perbuatan ghibah (memberitahukan keburukan saudara kita kepada orang lain waktu orang itu gak ada di tempat pada saat dibicarakan, mirip-mirip kayak ngegosip gitu), dan banyak hal lainnya.

Lalu, apa senjata kita? Tameng kita? Biar jerat-jerat setan itu bisa kita tepis?

Gampang kok sahabat-sahabat semua, ada beberapa jurus jitu untuk menghadapi itu semua.

Yang pertama, Ikhlas. Ya, ikhlaskan semua perbuatan kita hanya kepada Allah, karena Iblis sendiri yang menyatakan dalam lanjutan surat Al-Hijr, yaitu ayat ke-40, Iblis menyatakan bahwa hamba-hamba Allah yang mukhlislah yang mampu untuk menepis semua tipu daya setan.
Yang kedua, seorang manusia, khususnya umat muslim, harus punya karakter. Apa saja? Yuk kita buka Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 111 – 112.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (111)

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat [*], yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (112)

[*] Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu pengetahuan atau berjihad atau mempersiapkan jihad. ada pula yang menafsirkan dengan orang yang berpuasa.

Dan orang-orang yang berkarakter seperti yang disebutkan dalam Surat At-taubah ayat 111-112 inilah yang akan mampu meneguhkan keimanan mereka, meneguhkan aqidah mereka, meneguhkan langkahnya di jalan Allah, hingga akhirnya mereka bertemu dengan Allah dengan hati yang riang gembira.